Minggu, 18 Mei 2014

PESAN POLITIK DALAM FILM "SANG PATRIOT"


PESAN POLITIK DALAM FILM  “SANG PATRIOT

Tahun 2014 bisa disebut tahun pencapaian bagi mereka-mereka yang merebutkan kursi dipemerintahan, semua cara dilakukan demi mencapai hasil maksimal dalam pemilu 2014. Mulai dari beradu visi misi, sampai menggunakan cara licik untuk memperoleh kekuasaan. Semua janji manis dipublikasikan demi mendapatkan simpati masyarakat, tak heran jika masyarakat banyak memilih untuk golput daripada turut berpartisipasi dalam pemilu 2014, karna mereka sudah terlebih kecewa dengan para pemimpin sebelumnya yang hanya bisa menebar janji manis saja tanpa ada implementasi yang diharapkan oleh masyarakat.
Para calon penguasa memiliki berbagai macam cara untuk berkampanye, dimulai dari kampanye ditempat terbuka, kampanye lewat media, menyisir ke pemukiman penduduk, mengunjungi daerah-daerah yang terkena bencana, sampai yang lebih mendapat perhatian masyarakat dengan memuat pesan-pesan kampanye dalam film dokumenter seperti film “Sang Patriot” dan lain-lain.
Entah apa yang terpikir dalam benak pembuat film “Sang Patriot” tersebut. Sampai harus meluncurkan sebuah film, harapannya untuk mendulang simpati masyarakat. Dengan memunculkan patriotisme sebagai mata citra yang hendak diarah ke jantung publik. Bagai menepuk air di dulang, patriotisme yang disuguhkan tidak menyajikan patriotisme yang sesungguhnya, yang ada hanya upaya untuk membuat kita lupa siapa sosok pemeran dalam film tersebut.
Yang layak disebut patriot yang sesungguhnya adalah Wiji Thukul yang hingga kini tak pernah ditemukan, korban penculikan tim Mawar Kopassus yang diinstruksikan oleh pemeran dalam film itu untuk mengambil pejuang tersebut.
Hampir dari seluruh film tersebut hanya mendokumentasikan orang-orang disekitar pemeran film tersebut, mulai dari generasi pangeran Diponogoro, perang jawa, kakeknya dan ayahnya pemeran tersebut yang memang orang penting di negri ini. Film dokumenter yang berdurasi kurang dari 33 menit 50 detik tersebut sama sekali tidak bercerita soal patriotisme pemeran dalam film itu. Pencapaian yang disampaikan oleh film tersebut tidak sebanding dengan pencapaian anak-anak negri lainnya yang tidak pernah mengklaim dirinya sebagai patriot
Banyak pihak menilai film ini sebagai propaganda dan kampanye pemerannya yang hendak mencalonkan diri sebagai president, sebab diproduksi menjelang pemilihan president. Secara tersirat film ini berusaha mengalihkan tudingan kerusuhan Mei 1998 kepada pimpinan ABRI Wiranto yang dianggap sengaja membiarkan kerusuhan di Jakarta pecah, artinya berusaha membersihkan nama pemeran dalam film ini dari dosa-dosa masa silam.
Patriot seperti apakan yang sedang diusung oleh pemeran dalam film tersebut? Mungkinkah public sepakat dengan pemeran dalam film tersebut sebagai patriot dari pada Wiji Thukul, Herman Hendrawan, dan Petrus Bima Anugrah yang nyata-nyata berkorban nyawa demi bangsa ini seutuhnya?
Dalam memilih manusia nomor satu di Indonesia bukanlah perkara main-main, haruslah dinilai dari berbagai perspektif, karna dia akan memimpin Indonesia 5 tahun kedepan, kita hendaknya memilih pemimpin yang tegas, jujur, bijaksana dan tentunya menjunjung tinggi hak-hak warga negaranya terlebih hak asasi manusia warga negaranya.


                                                                       

3365249497_945afd17e5.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar